Pupuk merupakan produk yang digunakan untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Dimana pupuk ini salah satu mineral yang nantinya ikut ditaburkan dalam tanah atau media tanam, dengan tujuan untuk memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Selama ini, terdapat dua jenis pupuk yang dikenal yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. yuk simak perbedaan pupuk organik dan anorganik disini.
Daftar Isi
3 Perbedaan Jenis Pupuk Organik dan Anorganik
Lantas, apa yang berbeda dari kedua jenis pupuk ini?
Bahan Baku Pupuk
Perbedaan paling dasar dari pupuk anorganik dengan organik adalah bahan baku pembuatan pupuk. Dimana kandungan unsur hara yang terdapat dari pupuk alami atau organik ini, berasal dari bahan bahan alami.
Sedangkan pada pupuk anorganik, unsur yang dikandung berasal dari bahan sintesis atau bahan kimia yang dikombinasikan. Umumnya pupuk jenis organik akan terdiri dari pupuk kompos, gambut, kandang, rumput laut, dan juga guano.
Dimana bahan baku dari pupuk tersebut bisa dari kotoran hewan, dedaunan hijau, ataupun campuran kedua jenis bahan. Biasanya dedaunan akan menghasilkan pupuk hijau, dimana pupuk ini merupakan pupuk yang berasal dari proses pelapukan tanaman.
Seperti leguminosa atau kacang kacangan dan juga azola atau tanaman air yang mengandung nitrogen. Sedangkan pupuk kandang, bahan baku yang digunakan adalah kotoran hewan.
Dimana kandungan unsur hara dalam pupuk jenis ini pun juga berbeda beda, tergantung dengan tidak adanya urin hewan dalam pupuk tersebut. Selain itu, juga ada jenis pupuk kompos. Yang mana pupuk satu ini berasal dari proses pelapukan bahan organik yang melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai seperti bakteri, jamur dan kapang, atau mikroorganisme seperti cacing.
Yang menjadi perbedaan pupuk organik dan anorganik, ialah pupuk anorganik tidak memanfaatkan bahan alami melainkan menggunakan bahan kimia pada proses pembuatannya.
Dimana perpaduan antara bahan kimia yang terdapat dalam pupuk jenis ini akan menghasilkan kandungan unsur unsur makro yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Pupuk anorganik sendiri, terdiri dari pupuk anorganik tunggal dan majemuk.
Pupuk jenis anorganik tunggal hanya mengandung satu jenis unsur makro, contohnya hanya mengandung nitrogen. Sedangkan untuk pupuk jenis anorganik majemuk akan memiliki kandungan unsur makro lebih dari satu, seperti perpaduan unsur nitrogen, kalium dan pospat atau perpaduan dari nitrogen dan sulfur saja. Dalam pupuk majemuk, maka unsur hara yang digunakan akan disesuaikan dengan unsur unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Kandungan dan Manfaat Pupuk
Karena terbuat dari bahan bahan yang alami, sejenis pupuk kompos, pupuk hijau, dan juga pupuk kandang bisa mengandung hara mikro ataupun makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam pupuk jenis ini juga terkandung zat zat pengatur yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Sedangkan pada pupuk anorganik, hanya ada unsur unsur makro yang berasal dari bahan bahan kimia yang ditambahkan pada pupuk.
Yang mana unsur hara makro pada pupuk jenis satu inipun terbatas hanya pada unsur yang ditambahkan. Misalnya, pada pupuk Urea di dalamnya hanya terdapat unsur nitrogen. Atau pada pupuk NPK yang hanya mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Perbedaan pupuk organik dan anorganik bisa dilihat dari kandungan di dalamnya. Pupuk alami mengandung berbagai macam unsur makro seperti karbon, oksigen, hidrogen, fosfor, nitrogen, kalium, magnesium, sulfur, dan kalium.
Selain itu, pupuk alami juga mengandung berbagai jenis unsur mikro seperti klor, besi, mangan, tembaga, boron, seng, dan molibdenum. Dalam pupuk alami juga terkandung berbagai ZPT, dimana ZPT ini berperan dalam mengatur budidaya tanaman. Pasalnya ZPT merupakan hormon pengatur tumbuhan yang digolongkan dalam lima jenis, yang terdiri dari sitokinin, auksin, etilen, inhibitor, dan giberelin.
Manfaat dari penggunaan pupuk anorganik, akan disesuaikan dengan unsur hara yang ada dalam pupuk. Seperti nitrogen yang lebih banyak digunakan pada tumbuhan dalam fase vegetatif untuk pertumbuhan daun, cabang, dan batang. Dimana nitrogen akan memiliki peran dalam pembentukan protein, klorofil, lemak. Sementara itu, pupuk dengan kandungan kalium akan berperan dalam membantu proses pertumbuhan protein dan karbohidrat.
Lantas, apa yang menjadi perbedaan pupuk organik dan anorganik? Saat pupuk buatan memiliki manfaat yang disesuaikan dengan unsur hara yang dikandung, maka pada pupuk alami akan memberikan lebih banyak manfaat sekaligus dalam satu jenis pupuk. Pasalnya, di dalam pupuk ini sudah terdiri dari unsur hara makro maupun mikro yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman.
Kelebihan dan Kekurangan
Pupuk alami memang dikenal memiliki unsur hara mikro dan makro yang lengkap, akan tetapi kandungan tersebut jumlahnya relatif sedikit. Sehingga, pemberian pupuk satu ini harus dalam jumlah yang agak banyak.
Namun sebaliknya pupuk buatan yang sedikit mengandung unsur hara dengan jumlah terbatas atau tergantung pada jumlah bahan kimia yang ditambahkan, memiliki jumlah kandungan yang lebih banyak. sehingga tidak perlu terlalu banyak saat menggunakan pupuk.
Perbedaan pupuk organik dan anorganik selanjutnya, pada pupuk alami tidak hanya menyediakan unsur hara saja. tetapi juga bisa memperbaiki sifat tanah, terutama sifat biologisnya. Menggunakan pupuk alami juga bisa untuk meningkatkan suplai nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman, serta memperbaiki dan menjaga struktur tanah. Sedangkan pupuk anorganik hanya menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pupuk buatan ini tidak dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menghasilkan nutrisi. Selain itu, penggunaan pupuk satu ini juga harus diberikan dalam takaran yang tepat. Sebab bisa memengaruhi karakteristik tanah. Pemakaian pupuk buatan yang berlebih, justru bisa merusak tanah. Saat memilih menggunakan pupuk alami, maka pupuk tersebut dapat menjadi penyangga pH tanah. Sehingga bisa menjaga keseimbangan pH tanah.
Sedangkan, pupuk buatan sangat mungkin untuk memengaruhi keasaman tanah dan mengubahnya. Seperti pupuk dengan unsur hara sulfur, dimana unsur tersebut dengan cepat bisa mengubah keasaman tanah dengan cara menurunkan tingkat keasaman. Hal ini dikarenakan karakteristik ion sulfur di dalamnya. Sehingga penggunaan pupuk anorganik haruslah disesuaikan dengan karakteristik tanah. Dan itulah perbedaan pupuk organik dan anorganik.
Demikian ulasan mengenai beberapa perbedaan yang terdapat pada pupuk organik dan pupuk anorganik. Dimana dari kedua jenis pupuk tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Tetapi jika digunakan dengan tepat, serta disesuaikan dengan kondisi tanaman dan tanah maka akan memberikan hasil yang maksimal.