Perbedaan Proteksi dan Kuota Impor Dalam Perdagangan Internasional

232 Likes Comment
Perbedaan Proteksi dan Kuota Impor dalam perdagangan

Kebutuhan masyarakat terus meningkat setiap harinya dengan daya beli yang tinggi pula. Oleh sebab itu, pemerintah memberlakukan impor untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya karena produksi dalam negeri tidak mencukupi. Perbedaan proteksi dan kuota impor ini perlu dipahami agar ekonomi dalam negeri dan lalu lintas produk tetap terjaga. Yuk cek ulasannya di sini!

Pengertian Proteksi di Indonesia

Seperti namanya, proteksi berarti suatu perlindungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap produsen di dalam negeri. Hal ini berkaitan dengan kegiatan impor yang dapat memicu persaingan di pasar Indonesia. Cara yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan membatasi atau melarang produk dari luar negeri masuk ke pasar Indonesia, sehingga pasar dalam negeri tetap stabil.

Produsen sering merasa kewalahan dan kalah di pasar Indonesia akibat banyaknya barang yang datang dari negara lain. Hal ini juga disebabkan oleh barang yang datang serupa dengan produk dalam negeri, baik dari segi kualitas maupun harga. Dampaknya, modal dari produsen tersebut melambat, neraca perdagangan terganggu, dan keuangan tidak bisa menutup biaya produksi.

Oleh sebab itu, diberlakukan sistem proteksi dengan tarif yang membebankan pajak atau bea impor. Salah satu perbedaan proteksi dan kuota impor ini terletak pada beban pajak yang membuat harga produk impor lebih tinggi. Dengan begitu, produk dari produsen dalam negeri dapat bersaing karena harga yang dibanderol untuk barang serupa lebih rendah.

Proteksi lainnya diberlakukan non tarif, tetapi tetap dapat menguntungkan produsen dari dalam negeri. Produk yang didatangkan dari negara lain harus memenuhi kualitas yang lebih tinggi, sehingga harganya pun menyesuaikan. Dengan begitu, tidak ada lagi produk dari luar negeri berkualitas rendah dan memotong jalannya lalu lintas produk atau kiprah dari produk dalam negeri.

Baca Juga:  Awas Salah! Ini Perbedaan Invoice dan Kwitansi

Pengertian Kuota Impor di Indonesia

Pembatasan impor yang dilakukan oleh Indonesia tidak hanya dengan pemberlakuan tarif dan nontarif saja. Kuota untuk impor ini lebih mengarah pada pembatasan jumlah produk yang bisa masuk ke dalam negeri ini. Salah satu titik berat dari kebijakan satu ini merupakan bentuk penguatan agar produsen di dalam negeri bisa mendapat ruang untuk menguasai pasar Indonesia.

Jumlah produk dari dalam negeri dipastikan lebih dominan karena barang asing yang masuk telah dibatasi. Perbedaan proteksi dan kuota impor di Indonesia ini mampu membuat suatu barang asing tidak melebihi jumlah produk dalam negeri. Dengan begitu, produsen akan lebih terlindungi, ekonomi tetap stabil, dan tidak ada pihak yang dirugikan dengan adanya kebijakan impor.

Perbedaan dari Kedua Kebijakan Impor

Tak bisa dipungkiri bahwa impor merupakan kebijakan yang perlu dilakukan oleh Indonesia agar ketersediaan barang tetap terjaga. Akan tetapi, pemerintah tidak boleh melupakan bahwa produsen dalam negeri harus dijaga dan produk asing tidak boleh menggerus secara perlahan. Oleh sebab itu, diberlakukanlah keduanya dengan pertimbangan yang cukup matang.

Letak perbedaannya, proteksi memberlakukan tarif dan non tarif untuk setiap barang yang masuk. Sedangkan kebijakan impor dengan kuota ini membatasi jumlah barang yang dapat diterima oleh Indonesia. Dengan begitu, perbedaan proteksi dan kuota impor ini cukup sebagai langkah menjaga lalu lintas produk di dalam negeri dan tak mengancam keberadaan produk dalam negeri.

Ketersediaan barang di dalam negeri seringkali kurang, sehingga kebijakan impor harus dilakukan. Akan tetapi, barang yang datang dari luar negeri tidak boleh melebihi jumlah dari produk di dalam negeri. Oleh sebab itu diberlakukan dua kebijakan dengan titik berat yang berbeda, tetapi tetap menguntungkan berbagai pihak yang terlibat dalam proses jual beli tersebut.

Baca Juga:  [RUMUS] Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk

You might like

About the Author: Recca Wibisono

Market Analysis Enthusiast lulusan salah satu kampus negeri jurusan manajemen bisnis yang mempunyai hobi belanja