Jangan Salah! Ini Perbedaan MRT, LRT, dan KRL

8 Likes Comment
perbedaan mrt, dan lrt, dan krl

Apakah Anda pernah bertanya-tanya perbedaan antara MRT, LRT, dan KRL di Jakarta? Mungkin Anda berpikir mereka mirip karena sama-sama kereta listrik perkotaan. Tapi, ada beberapa perbedaan yang penting untuk diketahui.

MRT, LRT, dan KRL memang mirip, tapi mereka punya karakteristik unik. Perbedaannya termasuk kecepatan, jumlah gerbong, dan kapasitas penumpang. Ada juga perbedaan dalam lintasan, sumber daya listrik, dan jumlah stasiun12. Memahami perbedaannya membantu kita memilih transportasi yang tepat.

Poin-Poin Penting

  • MRT, LRT, dan KRL adalah moda transportasi publik berbasis rel di wilayah Jabodetabek
  • Ketiganya memiliki perbedaan dalam hal kecepatan, jumlah gerbong, dan kapasitas penumpang
  • Perbedaan lainnya meliputi lintasan, sumber daya listrik, dan jumlah stasiun
  • Memahami perbedaan ini penting untuk memilih moda transportasi yang sesuai kebutuhan
  • Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan antara MRT, LRT, dan KRL

Apa Itu MRT, LRT, dan KRL?

Ketika berbicara tentang sistem transportasi kereta di Jabodetabek, sering kita dengar istilah MRT, LRT, dan KRL. Masing-masing adalah moda angkutan massal cepat dengan karakteristik dan fungsi unik. Kita akan pelajari lebih lanjut definisi MRT, LRT, dan KRL serta perbedaannya.

MRT: Moda Raya Terpadu

MRT atau Mass Rapid Transit adalah sistem angkutan cepat yang mengangkut banyak penumpang. Di Jakarta, MRT menghubungkan 13 stasiun dengan panjang 16 kilometer3. Operasional MRT dimulai dari 05.00 hingga 24.00 dengan interval 5-10 menit3. Tarifnya adalah Rp4.000 untuk stasiun pertama, dan Rp1.000 untuk setiap stasiun berikutnya, dengan maksimum Rp14.000 untuk rute Lebak Bulus Grab-Bundaran HI3.

Baca Juga:  Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan dan Contohnya

LRT: Light Rail Transit

LRT adalah singkatan dari Light Rail Transit, kereta api ringan untuk transportasi perkotaan. Di Jakarta, LRT beroperasi dengan enam lintasan layanan, termasuk lintasan Cibubur dan Bekasi3. Tarifnya adalah Rp5.000 untuk kilometer pertama, dan Rp700 untuk setiap kilometer berikutnya, dengan maksimum Rp23.900 untuk Lintasan Bekasi dan Rp21.800 untuk Lintasan Cibubur3.

KRL: Kereta Rel Listrik

KRL adalah Kereta Rel Listrik atau kereta komuter yang beroperasi di Jakarta dan sekitarnya. Tarifnya adalah Rp3.000 untuk 25 kilometer pertama dan Rp1.000 untuk setiap 10 kilometer berikutnya. Operasional KRL dimulai dari 04.00 hingga 24.003. KRL memiliki kapasitas terbesar di antara MRT dan LRT3.

Dengan memahami perbedaan karakteristik MRT, LRT, dan KRL, kita bisa memilih moda transportasi yang cocok dengan kebutuhan kita di Jabodetabek.

Perbedaan Kecepatan MRT, LRT, dan KRL

Perbedaan utama antara MRT, LRT, dan KRL adalah kecepatan maksimum mereka. MRT bisa mencapai kecepatan hingga 110 km/jam. LRT dan KRL punya kecepatan maksimum yang sama, yaitu 90 km/jam4. Namun, ada sumber lain yang bilang MRT bisa sampai 80-100 km/jam, dan LRT 50-90 km/jam5.

Moda Transportasi Kecepatan Maksimum (km/jam)
MRT 80-110
LRT 50-90
KRL 90

Kecepatan kereta dipengaruhi oleh desain jalur, kapasitas mesin, dan keselamatan. MRT cepat karena desainnya. LRT lebih sering beroperasi karena ukurannya kecil6.

Jika Anda ingin cepat, pilih MRT. Untuk seringnya, LRT bisa jadi pilihan.

Pilih moda transportasi dengan mempertimbangkan kecepatan, rute, waktu, dan aksesibilitas. Memahami perbandingan kecepatan MRT, LRT, dan KRL membantu kita pilih yang terbaik.

Perbedaan Jumlah Gerbong MRT, LRT, dan KRL

Kita perlu memperhatikan jumlah gerbong kereta dalam MRT, LRT, dan KRL. Jumlah gerbong ini mempengaruhi berapa banyak penumpang yang bisa diangkut. Ini penting dalam menentukan kapasitas moda transportasi.

Jumlah Gerbong MRT

MRT memiliki 6 gerbong per rangkaian78. Dengan begitu, MRT bisa menampung 1.950 penumpang per perjalanan98.

Jumlah Gerbong LRT

LRT hanya punya 2-4 gerbong per rangkaian798. Kapasitasnya lebih kecil, sekitar 600 penumpang per perjalanan798.

Jumlah Gerbong KRL

KRL punya gerbong terbanyak, 8-10 gerbong per rangkaian78. Kapasitasnya besar, bisa menampung 2.000 penumpang78. KRL jadi pilihan utama saat rush hour.

Moda Transportasi Jumlah Gerbong Kapasitas Penumpang
MRT 6 1.950
LRT 2-4 600
KRL 8-10 2.000

Perbedaan jumlah gerbong dan kapasitas penumpang antara MRT, LRT, dan KRL terlihat jelas dari tabel. Setiap moda disesuaikan dengan kebutuhan dan rute yang ada.

Baca Juga:  Perbedaan dan Persamaan Usulan Rumusan Dasar Negara

Perbedaan Lintasan MRT, LRT, dan KRL

Kita sering melihat perbedaan jalur rel kereta di Jakarta, antara MRT, LRT, dan KRL. Perbedaannya tidak hanya dari penampilan, tapi juga pengaruhnya pada pengalaman perjalanan kita.

https://www.youtube.com/watch?v=TF6TjEfuRDw

MRT Jakarta mengoperasikan Fase I, menjangkau 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia. Ada 13 stasiun dan 1 depo10. MRT memiliki lintasan layang dan bawah tanah, dengan kecepatan 110 km/jam di layang dan 80 km/jam di bawah tanah10.

LRT Jakarta menghubungkan Kelapa Gading ke Velodrome Rawamangun, sepanjang 5,8 kilometer dengan 6 stasiun10. Semua jalurnya melayang di atas tanah11. LRT Jabodetabek akan beroperasi Juni 2023, dengan 3 layanan dan 18 stasiun10. Kecepatannya rata-rata 100 km/jam10.

KRL mencakup rute lebih luas di Jabodetabek11. Melayani area dari Bogor-Jakarta, Bekasi-Jakarta, dan Tangerang-Jakarta, dengan 80 stasiun10. KRL beroperasi di atas tanah dan layang, dengan kecepatan maksimum 90 km/jam10.

Perbedaan lintasan mempengaruhi kapasitas penumpang. MRT bisa menampung 1.950 penumpang, LRT 628, dan KRL 2.000 per rangkaian11.

Memahami perbedaan lintasan MRT, LRT, dan KRL membantu kita memilih moda transportasi yang cocok. Kita bisa pilih cepatnya, pemandangan kota, atau jangkauan luas, tergantung kebutuhan kita.

Perbedaan Kapasitas Penumpang MRT, LRT, dan KRL

Memilih moda transportasi membutuhkan pertimbangan daya tampung penumpang. MRT, LRT, dan KRL memiliki kapasitas penumpang yang berbeda. Mari kita lihat perbedaannya.

Kapasitas Penumpang MRT

MRT dirancang untuk mengangkut banyak penumpang. Dengan enam gerbong, MRT bisa menampung 1.950 penumpang5. Ini membuat MRT efektif di rute-rute sibuk.

Kapasitas Penumpang LRT

LRT memiliki kapasitas lebih kecil dibanding MRT dan KRL. Satu rangkaian LRT bisa menampung 600 penumpang45. Namun, LRT lebih sering beroperasi dalam sehari4.

Kapasitas Penumpang KRL

KRL adalah moda dengan kapasitas penumpang terbesar. Dengan 8-10 gerbong, KRL bisa menampung 2.000 penumpang4. Ini membuat KRL ideal untuk rute padat.

Moda Transportasi Jumlah Gerbong Daya Tampung Penumpang
MRT 6 gerbong 1.950 penumpang
LRT 2-4 gerbong 600 penumpang
KRL 8-10 gerbong 2.000 penumpang

KRL punya kapasitas penumpang terbesar, diikuti MRT dan LRT45. Perbedaan ini disesuaikan dengan kebutuhan rute masing-masing moda.

perbedaan mrt, dan lrt, dan krl dalam Sumber Daya Listrik

Kereta MRT dan KRL sama-sama menggunakan listrik dari atas124. Mereka menggunakan jaringan kabel di atas rel untuk mendapatkan listrik.

LRT Jabodebek akan berbeda, menggunakan listrik dari bawah6124. Mereka menggunakan rel ketiga (third rail) untuk mendapatkan listrik64. Ini adalah penggunaan third rail pertama di Indonesia6.

Baca Juga:  Perbedaan PNS dan PPPK, Apa Saja?
Kereta Sumber Daya Listrik
MRT Listrik Aliran Atas (LAA)
KRL Listrik Aliran Atas (LAA)
LRT Jabodebek Listrik Aliran Bawah (LAB) / Third Rail
LRT Jakarta Listrik Aliran Atas (LAA)

LRT Jabodebek akan berbeda karena tidak ada kabel listrik di atas rel. Ini membuat penumpang memiliki pandangan yang lebih leluasa.

Inovasi penggunaan third rail sebagai sumber listrik pada LRT Jabodebek diharapkan dapat menjadi solusi transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan di area Jabodetabek.

Perbandingan Jumlah Stasiun MRT, LRT, dan KRL

Kita perlu memahami perbedaan persebaran stasiun MRT, LRT, dan KRL. KRL memiliki stasiun terbanyak, yaitu 80 stasiun di Jabodetabek1. LRT Jabodebek punya 18 stasiun1, sedangkan MRT hanya 13 stasiun di Jakarta1.

Perbedaan banyaknya stasiun kereta ini terkait dengan area yang dilayani. KRL, dengan 80 stasiun, menjangkau area luas di Jabodetabek. MRT dan LRT, dengan jumlah stasiun lebih sedikit, cakupan areanya lebih terbatas.

Moda Transportasi Jumlah Stasiun Area yang Dilayani
KRL 80 Jabodetabek
LRT Jabodebek 18 Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi
MRT 13 Jakarta

MRT dan LRT punya kelebihan masing-masing. MRT lebih cepat, hingga 110 km/jam, dibandingkan KRL dan LRT1. LRT bagus dalam efisiensi, mengangkut banyak penumpang64.

Memahami perbedaan persebaran stasiun MRT, LRT, dan KRL membantu kita memilih moda transportasi yang tepat. Masing-masing moda, MRT, LRT, dan KRL, penting untuk mobilitas di Jabodetabek.

Kesimpulan

Setelah kita teliti, MRT, LRT, dan KRL memiliki ciri khas masing-masing. KRL bisa mengangkut 2.000 penumpang13, diikuti oleh MRT dengan 1.950 penumpang, dan LRT dengan 600 penumpang13. LRT mungkin lebih kecil, tapi frekuensinya lebih tinggi per hari613.

MRT lebih cepat, dengan kecepatan 110 km/jam, dibandingkan KRL dan LRT yang sama-sama 90 km/jam13. MRT dan KRL pakai listrik aliran atas (LAA), sedangkan LRT Jabodebek pakai listrik aliran bawah (LAB)613.

Keunggulan masing-masing moda membuat MRT, LRT, dan KRL saling melengkapi. Ini membantu memberikan transportasi yang nyaman dan efisien di Jakarta. Penting untuk tahu perbedaannya agar kita bisa memilih yang terbaik untuk perjalanan kita.

FAQ

Apa perbedaan utama antara MRT, LRT, dan KRL?

MRT, LRT, dan KRL berbeda dalam kecepatan, jumlah gerbong, dan kapasitas penumpang. Masing-masing memiliki keunggulan untuk memberikan layanan transportasi yang baik.

Berapa kecepatan maksimum MRT, LRT, dan KRL?

MRT bisa mencapai kecepatan 110 km/jam. LRT dan KRL berkecepatan maksimal 90 km/jam.

Bagaimana perbedaan jumlah gerbong pada MRT, LRT, dan KRL?

KRL punya gerbong paling banyak, 8-10 gerbong per rangkaian. MRT memiliki 6 gerbong. LRT hanya 2-4 gerbong.

Apa perbedaan lintasan MRT, LRT, dan KRL?

KRL berjalan di atas tanah atau layang. MRT memiliki lintasan layang dan bawah tanah. LRT berada di atas tanah.

Berapa kapasitas penumpang maksimal MRT, LRT, dan KRL?

KRL bisa menampung 2.000 penumpang per rangkaian. MRT menampung 1.950 penumpang. LRT hanya 600 penumpang.

Apa sumber daya listrik yang digunakan MRT, LRT, dan KRL?

MRT dan KRL pakai listrik aliran atas (LAA). LRT Jabodebek pakai listrik aliran bawah (LAB).

Bagaimana perbandingan jumlah stasiun MRT, LRT, dan KRL?

KRL punya stasiun paling banyak, 80 stasiun di Jabodetabek. LRT Jabodebek punya 18 stasiun. MRT hanya 13 stasiun di Jakarta.

You might like

About the Author: Recca Wibisono

Market Analysis Enthusiast lulusan salah satu kampus negeri jurusan manajemen bisnis yang mempunyai hobi belanja