Karya sastra adalah sebuah ciptaan seseorang yang dibuat dengan tujuan estetika. Terdapat dua jenis karya sastra, yaitu fiksi dan nonfiksi dengan kategori yang berbeda beda tentunya. Karya sastra fiksi adalah suatu karya yang dibuat untuk menghibur orang dengan alur yang menarik. Alur didukung dengan tokoh dan penokohan, sehingga perbedaan hikayat dan cerpen ini didasarkan para unsur intrinsik yang membentuknya. Yuk intip perbedaan keduanya di sini!
Daftar Isi
Perbedaan Karya Sastra Lama dan Baru Indonesia
Tema
Unsur intrinsik yang pertama ini adalah gagasan pokok yang menjadi dasar utama pembahasan. Dari gagasan ini terciptalah alur yang mengantarkan tokoh ke akhir yang diinginkan oleh penulis. Dasar ini dipakai sebagai latar belakang cerita itu dibawa oleh penulis dan sampai ke pembaca. Pada salah satu karya sastra baru, cerpen ini memiliki tema yang bervariatif. Hal ini membuat para pembaca lebih banyak pilihan, sehingga tidak hanya terpaku pada satu topik.
Tema yang dipakai oleh penulis cerpen cukup banyak, antara lain persahabata, percintaan, konflik keluarga, agama, dan lain sebagainya. Konflik yang diangkat pun tidak jarang berasal dari fenomena yang sedang hype. Berbeda dengan hikayat yang memiliki satu tema sama, yaitu perjuangan pahlawan yang akhirnya menjadi raja. Cerita ini juga ditambah dengan mendapat permaisuri yang cantik serta membawa kerajaan menuju puncak kejayaan.
Latar
Latar ini berhubungan erat dengan tema yang dibawakan, karena meliputi tiga hal yaitu tempat, waktu, dan suasana. Ketiganya membangun cerita menjadi sangat apik, sehingga pembaca seolah olah dibawa ke dalam cerita. Perbedaan hikayat dan cerpen ini tampak sangat jelas karena kedunya memilih tema yang berbeda. Anda dapat melihat mengamati cerpen yang memilih latar lebih bervariasi, baik di lingkungan sekolah, rumah, atapun tempat lainnya.
Penceritaan yang baik menjelaskan latar dengan detail, agar pembaca tidak bingung mengenai konsep cerita yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, hikayat tidak mau setengah setengah dlam menyampaikan cerita. Karya sastra lama ini mengambil latar tempat istana sentris dengan waktu di masa lampau serta suasana yang mendukung. Hal ini tentu tidak bisa diubah karena tema cerita hikayat yang terpaku pada cerita kepahlawanan atau kerajaan.
Tokoh
Para pelaku yang sengaja diciptakan oleh penulis untuk membuat jalan cerita ini lebih hidup. Tokoh ini diciptakan untuk dikenai sesuatu atau melakukan suatu hal di dalam cerita dengan karakter yang sesuai. Pelaku yang ada di dalam cerita tidak hanya dalam wujud manusia karena para penulis memiliki kebebasan untuk berimajinasi. Anda dapat membuat berbagai benda memiliki kemampuan dan peran di dalam cerita, agar alur lebih hidup.
Pada penceritaan cerpen, anda dapat mengangkat tokoh siapa saja yang sesuai dengan cerita. Perbedaan hikayat dan cerpen satu ini tidak terbatas karena topik yang dapat dipilih juga tak terhingga. Anda dapat mengambil tokoh laku laki ataupun perempuan untuk membuat cerita menjadi satu kesatuan yang padu. Pada cerita hikayat, anda dapat mengambil tokoh raja, ratu, permaisuri, rakyat, pangeran, atau beberapa orang yang memang hidup di lingkungan kerajaan.
Penokohan
Setiap orang memiliki sifat yang berbeda beda, baik antagonis, protagonist, atau tritagonis. Perbedaan kedua karya sastra ini juga cukup signifikan tampak pada karakter para tokohnya. Oleh karena itu, harus menggambarkan ketiga sifat yang berbeda itu menjadi paduan yang tepat dengan tema yang diangkat. Tidak hanya karakter, penulis juga dapat memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk fisik tokoh. Hal ini memudahkan pembaca untuk memahami alur.
Pada hikayat, pembaca tidak akan menemukan sifat tokoh yang dinamis karena mutlak selalu baik atau buruk. Kedua karakter ini dapat dibedakan dan digambarkan dengan jelas, sehingga tidak ada tokoh yang memiliki karakter ganda. Perbedaan hikayat dan cerpen satu ini cukup jauh, karena pada cerpen dapat menggambarkan tokoh dengan realistis, sehingga ada tokoh yang dibuat baik pun buruk. Akan tetapi, keduanya memiliki sifat yang dinamis bergantung alur.
Alur
Alur cerita ini menjadi salah satu titik yang penting karena terdapat rangkaian cerita yang dibuat dengan sangat apik. Penyajian cerita yang dibuat oleh penulis tentu sesuai karakter masing masing orang, tetapi tentunya tetap berpegang pada jenis alur yang sama. Terdapat 3 jenis alur, yaitu diceritakan dengan alur maju atau yang disebut progresif, alur mundur atau disebut dengan flash back, dan alur campuran yang memadukan kedua alur sebelumnya.
Para kedua karya sastra tersebut menggunakan jenis alur yang berbeda. Hikayat biasaya memakai jenis alur maju karena menceritakan perjuangan seorang pahlawan dalam mencapai tujuannya. Alur cerita ini diceritakan sejak awal, dilanjutkan dengan lika liku, dan terakhir penyelesaian. Hal ini berbeda dengan cerpen yang dapat menggunakan ketiga jenis alur itu. Cerita yang dinamis dan fleksibel membuat penulis bisa bercerita lebih leluasa.
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah letak pengarang di sebuah cerita yang membuat tokoh utama tampak jelas. Perbedaan hikayat dan cerpen juga terletak pada sudut penceritaannya karena keduanya sangat berbeda. terdapat tiga jenis sudut penceritaan, antara lain sudut pandang akuan, ketiga terbatas, dan ketiga mahatahu. Ketiganya cukup memiliki prinsip penceritaan yang sangat berbeda, sehingga menghasilkan cerita unik. Penulis dapat memilih salah satu dari ketiganya.
Pada umumnya, penulis dari hikayat tidak diketaui identitasnya dengan jelas atau biasa disebut anonim. Oleh karena itu, jenis sudut pandang yang biasa dipakai adalah sudut pandang orang ketiga maha tahu. Cirinya ditandai dengan kata ganti dia atau nama orang di dalam cerita. Hal ini berbeda dengan cerpen karena dapat menggunakan ketiga jenis sudut pandang tersebut. Penulis dapat berperan sebagai tokoh utama atau sebagai orang ketiga serba tahu.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa di sini mencangkup gaya pengarang saat menceritakan ide atau gagasannya. Pada poin ini dipengaruhi oleh banyak hal, sehingga tidak dapat ditentukan faktor utamanya. Akan tetapi, hikayat ditulis dengan gaya bahasa yang statis dan menggunakan ungkapan yang setipe. Ungkapan yang biasa dipakai, yaitu alkisah atau pada suatu hari. lain halnya dengan cerpen yang lebih dinamis, sehingga dapat menggunakan bahaya yang terus berkembang.
Amanat
Unsur instrinsik satu ini sangat penting karena memuat ajaran moral yang ingin disampaikan kepada pembaca. Pada poin ini terdapat suatu perbedaan hikayat dan cerpen yang cukup signifikan. Hikayat memiliki amanat yang selalu dijelaskan dengan gamblang atau eksplisit dan bersifat mutlak. Sedangkan cerpen tidak selalu menuliskan amanat secara eksplisit, bahkan tidak jarang pembaca harus menyimpulkan amanat secara implisit.
Indonesia adalah negara yang kaya, tidak hanya dari segi alamnya melainkan juga dari karya sastranya. Hikayat adalah karya sastra lama yang hingga saat ini masih sangat eksis. Akan tetapi, cerpen lebih banyak bermunculan karena penulisnya cukup banyak. Keduanya memiliki karakter yang berbeda karena fokus penceritaannya pun sangat bertolak belakang. Perbedaan dari kedua karya sastra ini dilihat dari unsur pembentuknya, yaitu unsur intrinsik.