Sebelum kehidupan modern di mulai, manusia memasuki suatu fase kehidupan yang dikenal dengan manusia purba. Di Indonesia sendiri terbagi menjadi 3 manusia purba yakni, Meganthropus, Manusia Pithecanthropus dan juga Homo Sapiens. Mereka meninggalkan banyak hal, salah satunya sistem kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Lantas sebenarnya apa perbedaan animisme dan dinamisme sendiri? Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasan berikut.
Daftar Isi
Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Untuk bisa mendapatkan perbedaan dari sistem kepercayaan ini, maka ada baiknya untuk mengetahui pengertiannya lebih dahulu. Karena keduanya sama sama kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di zaman dulu. Tak hanya itu, kedua kepercayaan ini juga sering kali dikaitkan dengan istilah Monoteisme, Henoteisme dan Politeisme. Dimana Politeisme merupakan kepercayaan kepada banyak Tuhan atau dewa dewa.
Sementara untuk Monoteisme merupakan kepercayaan yang hanya pada satu Tuhan. Dan Henoteisme adalah kepercayaan terhadap satu dewa saja. Hal ini tentunya berbeda dengan animisme dan dinamisme. Untuk itu akan lebih mudah jika mempelajarinya melalui pengertiannya terlebih dahulu. Barulah kemudian membedah bagian perbedaan animisme dan dinamisme agar pemahaman menjadi lebih luas tentang kedua sistem kepercayaan ini.
Pengertian Animisme dan Dinamisme
Animisme
Animisme secara sederhana yakni kepercayaan terhadap roh maupun makhluk halus. Kepercayaan ini awalnya dianut oleh manusia manusia pada zaman primitif. Animisme berasal dari bahasa Latin, Anima memiliki arti roh. Sehingga bisa disimpulkan jika animisme merupakan kepercayaan yang mengarah pada roh roh. Dimana kepercayaan ini akan mempercayai bahwa di balik setiap benda atau wilayah tertentu, memiliki jiwa maupun roh yang harus dihormati.
Tujuan untuk menghormati tempat atau benda tersebut, agar para roh tidak menganggu manusia. Sebaliknya, justru dengan menghormati para roh, mereka percaya jika akan mendapatkan kemudahan karena terhindar dari roh yang jahat. Tak hanya mempercayai adanya roh, mereka juga percaya jika manusia yang telah meninggal rohnya bisa masuk ke dalam tubuh hewan seperti harimau dan babi.
Dalam kepercayaan tersebut, dipercayai jika roh dari orang meninggal tersebut bisa untuk balas dendam. Terutama kepada musuh bebuyutannya selama ia hidup di dunia. Untuk menghindari berubah menjadi jahat, mereka perlu untuk memberikan sesajen. Mereka juga berkeyakinan jika struktur para roh juga layaknya di kehidupan sebelum meninggal. Kepercayaan ini umumnya merupakan kepercayaan yang disebarkan secara turun menurun.
Sebelum menuju ke perbedaan animisme dan dinamisme, animisme juga memiliki beberapa cabang. Cabang tersebut terdiri dari Ancestor Worship yang berarti menyembah ke orang mati. Untuk cabang selanjutnya Spritualisme yang merupakan interaksi yang dilakukan antara roh orang yang telah meninggal dengan orang yang masih hidup. Cabang ketiga yaitu Shamanism, yang merupakan penghubung atau orang yang ahli tentang roh atau dukun.
Cabang selanjutnya ada Nature Worship yang melakukan penyembahan kepada objek di alam semesta seperti, bintang, matahari maupun api. Bahkan mereka juga menyembah terhadap fenomena alam layaknya petir, kilat hingga guruh. Animal Worship merupakan cabang animisme yang melakukan penyembahan pada hewan tertentu. Umumnya binatang ini akan dianggap suci dan diberikan kehormatan atau disembah.
Dinamisme
Pengertian dinamisme secara sederhana yakni kepercayaan bahwa setiap benda yang ada di bumi mempunyai kekuatan ghaib. Hal ini berlaku untuk benda hidup maupun benda mati. Benda tersebut juga dianggap memiliki pengaruh baik maupun buruk bagi manusia. Kata Dinamisme sendiri didapatkan dari bahasa Yunani, dari dunamos yang artinya bermakna daya, kekuasaan atau kekuatan. Contohnya seperti pemujaan terhadap jimat, senjata, ataupun batu besar.
Dalam sistem Dinamisme, benda benda tersebut dianggap memancarkan kekuatan ghaib seperti, benda benda keramat. Benda benda keramat yang dimaksud adalah benda yang dipercaya memiliki kekuatan luar biasa serta jarang ditemukan pembandingnya. Benda yang termasuk dalam jajaran benda keramat seperti emas, besi, perak dan lain lainnya. Hal ini menjadi salah satu perbedaan animisme dan dinamisme terkait dengan apa yang mereka sembah.
Selain benda, hewan hewan keramat juga menjadi hal yang mereka percayai memiliki kekuatan ghaib. Binatang ini menjadi hewan yang dilarang untuk diburu, kecuali saat bulan suci telah tiba. Daging hewan boleh untuk dikonsumsi, namun ketika upacara sedang berlangsung. Hewan ini seperti buaya, sapi, kerbau maupun hewan lainnya. Kepercayaan selanjutnya terkait dengan orang orang keramat.
Orang yang dianggap suci, keramat ataupun bertuah semasa ia hidup. Orang orang yang dihormati juga dianggap memiliki kekuatan ghaib. Contohnya seperti tokoh pewayangan, Kresna maupun Rama yang dianggap juga sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Beberapa orang masih banyak yang mempercayai hal ini. Dengan contoh contoh ini, maka akan semakin mudah untuk mengetahui lebih banyak tentang perbedaan animisme dan dinamisme.
Sebenarnya kedua kepercayaan ini bukanlah agama, tetapi hanyalah suatu sistem kepercayaan. Meskipun terlihat sama, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan, dimana kepercayaan ini terlihat dari apa yang mereka sembah atau agungkan. Di Indonesia sendiri, kepercayaan ini masih tumbuh subur di beberapa daerah. Semoga dengan mengetahui perbedaan ini, akan lebih memahami sistem kepercayaan ini.