Mengenal Perbedaan Bahan Alloy dan Titanium

177 Likes Comment
Perbedaan Bahan Alloy dan Titanium

Di dunia ini ada banyak jenis logam, namun tidak semua logam adalah murni. Ada logam paduan atau biasa disebut dengan alloy. Biasanya alloy ini akan digunakan dalam beberapa barang termasuk perhiasan. Tidak hanya alloy dan emas saja yang bisa digunakan sebagai bahan perhiasan, logam sejenis titanium juga bisa digunakan sebagai bahan perhiasan. Lantas, apa yang menjadi perbedaan alloy dan titanium ini? Yuk simak perbedaan tersebut dalam ulasan ini.

Apa Saja Beda Alloy dan Titanium?

Karakteristik

Titanium yang dalam keadaan murni, adalah logam yang cerah dan berwarna putih. Dimana logam ini memiliki berat 40 persen lebih ringan bila dibandingkan dengan baja, dan lebih berat 60 persen dibandingkan dengan aluminium. Selain itu titanium memiliki ketahanan korosi yang cukup baik, hal ini dikarenakan kemampuan logam tersebut dalam membentuk lapisan pasif di permukaan. Yang mana ketahanan tersebut juga cukup baik terhadap larutan klorin, sulfur, dan berbagai asam organik.

Sedangkan alloy sendiri merupakan campuran dari dua atau beberapa logam, biasanya logam dan non logam yang kemudian akan membentuk material dengan sifat baru. Salah satu logam alloy yang populer adalah baja, dimana baja merupakan campuran dari besi dan beberapa logam lainnya dengan karbon. Selain itu, juga adanya campuran dari tembaga dan timah yang kemudian membentuk logam alloy yang dikenal dengan nama perunggu.

Meskipun perbedaan alloy dan titanium terlihat jelas jika dilihat dari karakteristiknya, namun kedua logam ini sama sama tahan korosi. Di masa lalu, penggunaan alloy hanya sebatas bahan untuk pembuatan senjata tajam dan peralatan rumah tangga. Akan tetapi, saat ini alloy bisa digunakan dengan lebih luas dan spesifik. Contohnya, perhiasan dari emas yang kemungkinan tidak benar benar murni dari emas. Pasalnya emas memiliki sifat yang lembek dan mudah sekali bengkok.

Baca Juga:  Kenali Diri, Ini Perbedaan Introvert dan Extrovert

Untuk bisa membuat emas menjadi perhiasan yang dapat bertahan lebih kuat ketika digunakan, maka perlu dibuat dengan tambahan logam alloy. Dimana alloy ini campuran antara emas dan perak. Selain emas, juga ada logam lain yang merupakan campuran dari banyak logam dengan non logam seperti aluminium alloy, titanium alloy, ataupun magnesium alloy yang banyak digunakan pada body sepeda.

Proses pembuatan

Selain dilihat dari karakteristiknya, adanya perbedaan alloy dan titanium juga bisa dilihat dari proses pembuatannya. Titatium diproduksi dari bijih titanium rutile dan ilmenit. Kemudian bijih titamium ini diproduksi dengan menggunakan proses kroll, yang melibatkan konsentrasi atau pemisahan rutile dari kotoran termasuk juga besi oksida. Kemudian, rutile yang telah bersih akan dimasukkan dalam rektor tangki bersama dengan klorin dan batu bara di suhu sekitar 900 derajat celcius.

Proses ini menghasilkan titanium tetraklorida, dan perlu dilakukan proses permunian kembali dengan menggunakan distilasi dan pengendapan. Yang mana proses pengendapan ini untuk memisahkan kotoran dari titanium tetraklorida. Langkah selanjutnya adalah mereaksi titanium tetraklorida dengan magnesium di sebuah tabung baja tahan karat yang bersuhu 1.100 derajat celcius di bawah atmosfer argon.

Dimana proses ekstrak ini menghasilkan logam titanium padat berbentuk spons dan magnesium klorida dengan bentuk cair. Setelah itu, titanium dengan bentuk spons akan dilebur di dapur yang vakum dan dicetak menjadi batangan titanium. Titanium dibuat dari bijih titanium, sedangkan alloy dibuat dari campuran beberapa jenis logam, dan itulah yang menciptakan adanya perbedaan alloy dan titanium.

Salah satu jenis alloy yang paling dikenal adalah baja tahan karat atau stainless steel, dimana logam ini terbuat dari gabungan senyawa besi yang setidaknya mengandung 10, 5 persen kromium. Yang mana kromium ini berfungsi untuk mencegah proses korosi atau logam berkarat. Kemampuan tahan karat ini diperoleh dari munculnya lapisan film oksida kromium, yang mana lapisan oksida tersebut menghalangi proses oksidasi besi.

Baca Juga:  Perbedaan PNS dan PPPK, Apa Saja?

Secara tradisional, membuat alloy biasanya akan dilakukan dengan memanaskan dan melelehkan komponen untuk membuat cairan. Kemudian komponen tersebut dicampur dan dibiarkan dingin hingga menjadi larutan padat. Namun juga ada cara alternatif lain yang bisa digunakan untuk membuat logam paduan ini, yakni dengan mengubah komponen logam menjadi bubuk. Selanjutnya dicampur dan digabungkan dengan kombinasi tekanan dan suhu tinggi.

Lalu, apa lagi yang menjadi perbedaan alloy dan titanium? Pembuatan logam alloy masih ada satu metode lagi, yakni dengan cara menembakkan ion ion balok sejenis atom dengan elektron yang terlalu banyak atau sedikit ke lapisan permukaan sepotong logam. Dimana metode ini disebut dengan implantasi ion, dan juga merupakan cara paling tepat untuk membuat logam paduan.

Itulah beberapa hal yang mendasari perbedaan antara alloy dengan titanium. Titanium sendiri termasuk ke dalam jenis logam murni, sedangkan alloy merupakan logam paduan atau logam yang terbentuk dari campuran logam dan non logam. Akan tetapi baik alloy dan titanium bisa dipadukan sebagai komponen dalam beberapa produk. Semoga dengan adanya ulasan ini Anda sudah tidak bingung lagi apa bedanya alloy dan titanium.

You might like

About the Author: Recca Wibisono

Market Analysis Enthusiast lulusan salah satu kampus negeri jurusan manajemen bisnis yang mempunyai hobi belanja